Final Liga Champions Tahun 2005: Final paling dramatis dalam sejarah Liga Champions
Latar Belakang
Final Liga Champions musim 2004/2005 yang diselenggarakan di Atatürk Olympic Stadium, Turki, menjadi final Liga Champions paling dramatis sepanjang sejarah. Final yang dikenal dengan istilah "The Miracle of Istanbul" ini, mempertemukan AC Milan dengan Liverpool. Milan datang ke final setelah mengalahkan Manchester United di 16 besar, Inter di perempat final, dan PSV di semi final. Namun, mereka datang dengan modal yang kurang baik, karena mereka harus datang ke final tanpa striker andalan mereka, Filippo Inzaghi. Di sisi lain, Liverpool datang ke final setelah menyingkirkan Bayer Leverkusen di 16 besar, Juventus di perempat final, dan Chelsea di semi final, dan mereka akan bertemu Rossoneri di final. Rossoneri yang diasuh Ancelotti menurunkan formasi 4-4-2, sementara Rafael Benitez menurunkan formasi 4-4-1-1.
Babak Pertama
Baru semenit waktu pertandingan berjalan, Milan berhasil unggul 1-0 lewat tendangan bebas Pirlo yang kemudian dioper ke Maldini & dikonversi menjadi gol. Peluang pertama Liverpool diciptakan lewat tendangan Luis Garcia, namun tendangannya tidak mengenai sasaran. Di menit ke-39, Rossoneri menggandakan keunggulan mereka menjadi 2-0 lewat operan dari Shevchenko kepada Hernan Crespo di kotak penalti dan ditendang ke arah gawang Dudek. Lalu di menit 44, Milan semakin di atas angin setelah umpan terobosan Ricardo Kaka ke Crespo yang kemudian diselesaikan dengan tendangan chipnya yang melewati kiper asal Polandia tersebut. Babak pertama ditutup dengan keunggulan 3-0 bagi Milan.
Babak Kedua
Memasuki babak kedua, Liverpool mengubah formasi menjadi 3-4-2-1 dan memasukkan Dietnar Hamann menggantikan Steve Finnan. Di menit 54, umpan lambung Riise disambut dengan sundulan Steven Gerrard yang mengubah kedudukan menjadi 3-1. Dua menit berselang, Vladimir Smicer kembali memperkecil keunggulan Milan menjadi 3-2 setelah tendangan jarak jauhnya tidak dapat ditepis Dida. 4 menit kemudian, Liverpool mendapatkan hadiah penalti setelah Gerrard dijatuhkan Gattuso di kotak penalti. Xabi Alonso sebagai eksekutor, gagal mengeksekusinya setelah tendangannya ditepis Dida, namun bola tersebut kembali ditendang Alonso dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3. Di menit ke-70, Milan hampir saja kembali unggul setelah umpan Kaka ditepis Dudek dan tendangan Shevchenko yang hampir melewati garis gawang berhasil diblok oleh Djimi Traore. Ancelotti kemudian memasukkan Jon Dahl Tomasson & Serginho menggantikan Hernan Crespo & Clarence Seedorf secara berurutan, sementara Benitez menggantikan Milan Baros dengan Djibril Cisse. Menjelang akhir babak kedua, Rossoneri lagi-lagi hampir saja kembali unggul setelah bola kiriman Pirlo dari tendangan sudut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Jaap Stam dan mengenai kepala Kaka. Hingga akhir waktu normal, skor 3-3 pun masih bertahan sehingga harus dilanjutkan ke babak extra time.
Extra Time
Memasuki babak extra time, Milan menciptakan peluang pertama mereka lewat umpan lambung Serginho, namun gagal dimanfaatkan dengan baik oleh Tomasson. Peluang emas kembali diciptakan Rossoneri lewat sundulan Shevchenko namun masih mengenai tangan Dudek dan Shevchenko menendang bola yang berjarak sangat dekat dengan gawang namun kembali ditepis oleh Jerzy Dudek. Hingga akhir babak waktu tambahan, skornya pun masih 3-3 sehingga pemenangnya harus ditentukan lewat adu penalti.
Adu Penalti
Penendang pertama Milan, Serginho, gagal mengeksekusinya setelah tendangannya melebar ke atas gawang Dudek. Liverpool unggul lebih dulu setelah tendangan Hamann tak dapat ditepis oleh Dida. Pirlo sebagai penendang kedua untuk Milan, berhasil digagalkan tendangannya oleh Dudek. Liverpool semakin di atas angin setelah tendangan Djibril Cisse berhasil menipu Dida. Tomasson memberikan sedikit harapan untuk Milan, setelah berhasil mencetak gol untuk Milan. Harapan semakin hidup untuk Rossoneri setelah Dida berhasil mengagalkan tendangan Riise. Penendang keempat dari kedua tim, Ricardo Kaka & Vladimir Smicer berhasil mencetak gol untuk Milan & Liverpool secara berurutan. Tendangan Shevchenko harus masuk kalau mau menjaga harapan Milan untuk bisa juara, namun ternyata, tendangannya berhasil ditepis Dudek dan Liverpool berhasil menjadi Juara Liga Champions musim 2004/2005. Sementara itu, Milan harus menerima kekalahan setelah terkena comeback di babak kedua dan kalah di adu penalti.
Setelah Pertandingan
Liverpool berhasil mengunci Gelar Juara Eropa kelima mereka, dan final ini dinyatakan sebagai final Liga Champions terbaik sepanjang masa menurut situs berita sepakbola dunia, Goal.com. Mereka kembali bertemu 2 tahun kemudian di Athens, Yunani, yang dimana mereka kali ini kalah 2-1 setelah gawang mereka dua kali dibobol oleh Pippo Inzaghi dan hanya bisa mencetak satu gol dari Dirk Kuyt.
oky
BalasHapus